Pukul 6 pagi di negara bagian timur laut India, matahari sudah tinggi di langit. Pelajar sekolah di Assam menguap di periode pertama sementara orang-orang di Gujarat masih bermimpi. Tapi apakah Anda sedang menyeruput chai di Kolkata atau naik kereta lokal di Mumbai, jam Anda menunjukkan waktu yang sama: Waktu Standar India. Satu zona waktu. Lebih dari 1,4 miliar orang. Tanpa pengecualian.
Bagaimana India Terjebak pada Satu Zona Waktu
India tidak selalu mengikuti satu jam saja. Pada masa Inggris, kota-kota seperti Bombay dan Calcutta mengikuti waktu lokal mereka sendiri. Tapi itu berubah setelah kemerdekaan pada tahun 1947. Pemerintah membutuhkan cara untuk mengelola negara besar yang baru disatukan. Satu zona waktu membuat pengaturan menjadi lebih mudah, terutama untuk kereta api, siaran radio, dan kantor resmi.
Pilihan jatuh pada UTC+5:30. Itu adalah kompromi. Tidak terlalu lambat untuk bagian timur, tidak terlalu awal untuk bagian barat. Cukup dekat dengan Delhi, ibu kota, agar masuk akal untuk administrasi pusat. Dan begitu saja, seluruh bangsa mulai berjalan sinkron, terlepas dari seberapa awal atau lambat matahari terbit.
Namun Bukankah India Terlalu Besar untuk Satu Zona Waktu?
Ya, secara geografis. India membentang sekitar 2.933 kilometer dari Arunachal Pradesh di timur hingga Gujarat di barat. Itu perbedaan hampir dua jam penuh cahaya matahari. Jadi sementara orang yang bangun pagi di timur mulai bekerja pukul 5 pagi, beberapa orang di barat baru melihat fajar setelah pukul 7.
Ini menimbulkan masalah nyata. Di timur laut, orang sering memulai hari saat fajar dan menyelesaikan di awal malam. Tapi mereka tetap diharapkan mengikuti jam kantor berdasarkan IST. Itu berarti membuang waktu siang hari di pagi hari dan membakar listrik di malam hari. Tidak ideal.
Seperti Apa Tampaknya di Lapangan
- Matahari terbit di Assam: Sekitar pukul 4:30 pagi di musim panas, namun pekerjaan kantor tidak dimulai sampai setelah jam 9 IST.
- Mulai terlambat di Gujarat: Matahari terbit bisa seterlambat pukul 7:15 pagi, artinya masih gelap saat perjalanan pagi.
- Jam sekolah tidak sinkron: Anak-anak di timur sering menghadiri sekolah jauh setelah matahari terbit, sementara rekan mereka di barat menunggu cahaya siang.
- Penggunaan energi: Penerangan buatan di malam hari lebih umum di negara bagian timur karena ketidaksesuaian jam cahaya siang.
- Solusi lokal: Beberapa negara bagian secara tidak resmi mengikuti waktu โchaibaganโ (perkebunan teh), satu jam lebih awal dari IST, terutama di daerah pedesaan.
Mengapa Pemerintah Belum Mengubahnya?
Ide tentang banyak zona waktu telah diajukan berkali-kali. Ilmuwan, pembuat undang-undang, dan pemimpin lokal dari timur laut telah mendorong adanya zona waktu terpisah. Tapi pemerintah pusat masih ragu-ragu.
Keprihatinan utama adalah kebingungan. India sudah harus mengelola banyak keberagaman, bahasa, agama, dan pemerintahan daerah. Menambahkan zona waktu lain bisa memperumit jadwal, terutama untuk jaringan transportasi dan komunikasi. Bayangkan menjalankan Kereta Api India dengan dua jam. Atau menyiarkan berita secara nasional tanpa konflik waktu.
Ada juga kekhawatiran tentang menetapkan preseden. Jika satu wilayah mendapatkan waktunya sendiri, yang lain mungkin menuntut hal yang sama. Dan itu bisa menyebabkan sistem yang terpecah-belah. Dalam negara yang menghargai persatuan, itu adalah risiko politik besar.
Bisakah Dua Zona Waktu Benar-benar Berfungsi?
Secara teknis, ya. Ilmuwan di National Institute of Advanced Studies mengusulkan membuat zona waktu kedua untuk negara bagian timur laut, satu jam lebih awal dari IST. Batasnya kemungkinan akan berada di sekitar Benggala Barat atau Odisha. Dengan begitu, Assam, Meghalaya, Nagaland, dan negara bagian lain bisa mengikuti waktu yang lebih dekat dengan jam alami mereka.
Jam digital dan ponsel pintar bisa mengaturnya. Maskapai penerbangan sudah menangani perubahan waktu secara internasional. Tapi itu membutuhkan kemauan politik dan penyesuaian masyarakat. Dan di negara sebesar India, bahkan pergeseran kecil bisa menimbulkan gelombang besar.
Mengapa Ini Masih Penting dalam Kehidupan Sehari-hari
Ini bukan sekadar angka di jam. Ini mempengaruhi tidur, produktivitas, penggunaan energi, dan bahkan kesehatan mental. Di bagian-bagian negara, orang bekerja melawan ritme alami tubuh mereka. Petani di timur sering mulai bekerja jauh sebelum negara lain bangun. Anak-anak berjalan ke sekolah dalam gelap. Dan kantor membakar lampu di siang hari, hanya karena IST mengatakan belum pagi.
Saat India terus berkembang dan mendigitalkan, pertanyaan tentang waktu menjadi lebih dari simbolik. Itu praktis. Penggunaan cahaya siang yang efisien bisa membantu penghematan energi. Penyesuaian yang lebih baik antara waktu lokal dan jam kerja bisa meningkatkan kehidupan secara diam-diam dan bermakna.
Satu Waktu, Banyak Realitas
Zona waktu tunggal India memang simbol persatuan nasional. Tapi itu juga pengingat bahwa satu ukuran tidak selalu cocok untuk semua. Dari kebun teh Assam hingga gurun Rajasthan, matahari mengikuti jadwalnya sendiri. Apakah pemerintah akan beralih ke dua zona atau tidak, perdebatan ini menunjukkan betapa dalamnya waktu memengaruhi kehidupan sehari-hari kita, bahkan saat kita tidak menyadarinya.